Di malam natal, saat udara dingin dan salju yang tak berhenti menyapu bumi. Semua orang bergembira dan berkumpul bersama keluarganya masing-masing. Tapi di ujung jalan kota tampak seorang gadis kecil berpakaian compang camping tengah sibuk menawarkan keranjang apel dagangannya. Dinginnya salju tak diperdulikannya si gadis kecil terus bersemangat menawarkan dagangannya pada tiap orang yang lewat.
“apel manis…apel segar, beli apelnya bu, beli apel nya pak!” teriak gadis kecil penjual apel tanpa kenal lelah.
“Wah kenapa tidak ada
yang mau membeli apel ku ya….sayang sekali padahal apelnya segar dan
manis-manis, hm…tapi aku tidak boleh patah semangat, aku harus dapat
menjual semua apel-apel ini” bisik gadis kecil itu sambil menatap
sekeranjang apel merah.
Kemudian dengan senyum
mengembang dan semangat tinggi gadis kecil penjual apel itu kembali
menyelusuri jalan yang sudah dipenuhi dengan salju.
Saat tiba di depan
toko pakaian, ia berhenti sejenak matanya tak lepas menatap baju hangat
berwarna merah jambu yang terpajang indah dietalase. “andai saja
apel-apel ini terjual, mungkin aku tidak akan selalu kedinginan dimalam
hari” matanya tertunduk menatap baju hangatnya yang sudah dipenuhi
lubang dan tambalan di sana-sini. Tiba-tiba saja dari belakang ada
tangan lemah yang menyentuh tangan gadis kecil penjual apel. Ternyata
seorang nenek tua pengemis dan anak laki-laki kecil sudah berdiri
dibelakangnya. Dengan terbatuk-batuk nenek tua itu mendekati gadis kecil
penjual apel.
“huk…huk..huk…gadis
kecil yang manis huk..bolehkan nenek meminta apel mu, cucu nenek sudah
sehari ini tidak makan huk..huk” ucap nenek tua pengemis dengan terbata.
Kasihan sekali mereka
pikir gadis kecil penjual apel, nenek tua dan cucu laki-lakinya memang
terlihat sangat kurus, bahkan baju hangat yang mereka pakai pun sudah
tidak layak pakai masih lebih bagus baju hangatku. Lalu tanpa pikir
panjang lagi gadis kecil itu meletakkan sekeranjang apel-apelnya di
gerobak dorong yang dibawa nenek tua pengemis dan cucunya.
“kalau begitu semua apel-apel ini untuk nenek dan adik kecil saja” ucapnya gembira
“Huk..huk…tidak usah sebanyak ini gadis kecil nenek hanya minta beberapa buah saja” jawab nenek tua terbata
“Ga apa-apa koq nek! Anggap saja ini hadiah natal untuk nenek” ucap gadis kecil itu lagi
“Kalau begitu nenek
juga punya hadiah natal untuk gadis kecil yang sangat baik hati” sambil
berkata nenek tua pengemis mengeluarkan patung kecil malaikat dan
memberikannya pada gadis kecil penjual apel. Setelah masing-masing
mengucapkan terima kasih mereka pun berpisah.
Malam itu gadis kecil
penjual apel pun kembali ke rumah kecil nya di pinggiran kota dengan
tangan hampa. Walaupun baju hangat berwarna merah jambu yang
diimpikannya tidak bisa dibelinya tapi gadis kecil itu tetap senang
karena ia sudah dapat menolong seorang nenek tua dan cucunya.
Dingin malam terasa
mengigit, gadis kecil penjual apel tertidur sambil mengigil menahan
dingin, walaupun begitu hatinya tetap hangat karena patung malaikat
hadiah dari nenek tua pengemis tak lepas dari tanggannya.
Malam pun terus
beranjak menjelang pagi, ibu peri begitu sibuk membagikan hadiah natal
untuk anak-anak yang baik. Melihat kebaikan dan ketulusan hati gadis
kecil ibu peri pun juga memberi hadiah natal untuknya. Keesokkan harinya
sebuah baju hangat berwarna merah jambu sudah terbungkus rapi disamping
tempat tidur gadis kecil penjual apel.
(spesial natal)
susie ’07
http://risoles.wordpress.com/2008/03/13/dongengkeajaiban-di-malam-natal/
vAgen Slot Terpercaya
BalasHapus